TMK PDGK4407 Pengantar Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus Pembahasan Soal Tugas 1 - Yuk Cari Tugas

Jumat, 24 Februari 2023

TMK PDGK4407 Pengantar Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus Pembahasan Soal Tugas 1

Halo sahabat pencari tugas, kali ini saya akan memberikan jawaban dari tugas mata kuliah PDGK4407/Pengantar Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus. terdapat 5 soal dan kita akan membahasnya secara langsung.

Soal dan Jawaban No 1
Anak berkebutuhan khusus keberadaannya bisa dipastikan selalu muncul di tengah populasi anak-anak yang tumbuh dan berkembang dengan sesuai standar usianya. Jelaskan pengertian dari anak berkebutuhan khusus dalam konteks pendidikan. Istilah-istilah untuk menyebut anak berkebutuhan khusus juga berubah dari waktu ke waktu, jelaskan mengapa terjadi perubahan istilah tersebut ?
Jawab :
Dalam konteks pendidikan, anak berkebutuhan khusus merujuk pada anak yang memiliki kondisi atau kebutuhan yang berbeda dari anak-anak pada umumnya, sehingga memerlukan pendekatan atau dukungan yang khusus dalam proses pembelajaran. Anak-anak berkebutuhan khusus dapat mencakup berbagai kondisi, seperti kesulitan belajar, cacat fisik, autisme, gangguan pendengaran atau penglihatan, hiperaktif, dan sebagainya.
Perubahan istilah untuk anak berkebutuhan khusus terjadi karena pemahaman kita tentang kondisi atau kebutuhan tersebut terus berkembang. Istilah "cacat" misalnya, dianggap kurang sensitif karena lebih menekankan pada kelemahan fisik atau mental individu. Istilah yang lebih inklusif dan positif, seperti "berkebutuhan khusus" atau "difabel" lebih sering digunakan saat ini, karena lebih menekankan pada kebutuhan dan kemampuan individu yang perlu diperhatikan dan didukung.
Selain itu, perubahan istilah juga dapat mencerminkan perubahan pandangan atau perspektif sosial terhadap orang-orang dengan kebutuhan khusus. Pada masa lalu, orang-orang dengan kebutuhan khusus sering dianggap sebagai individu yang perlu diisolasi atau diberikan perawatan khusus. Namun, seiring dengan perkembangan pandangan inklusif, istilah-istilah yang lebih positif dan inklusif digunakan untuk menunjukkan bahwa orang-orang dengan kebutuhan khusus adalah bagian dari masyarakat dan berhak atas kesempatan yang sama untuk belajar dan berkembang.

Soal dan Jawaban No 2
Rei, seorang anak cerebral palsy yang duduk di kelas 2 SD. Rei juga mengalami gangguan epilepsy yang menyertai. Rei tidak mengalami hambatan intelektual, sehingga materi pembelajarannya sama dengan teman-teman di kelasnya. Namun Rei agak terhambat pada kemampuan menulis, karena motorik halusnya cukup bermasalah, meskipun masih memungkinkan untuk diperbaiki fungsi dari otot-otot kecilnya karena usia Rei masih 7 tahun, dan menunjukkan kemajuan motorik halus meskipun sangat lamban. Problem lain yang dialami Rei adalah ia cenderung pendiam dan sulit berinteraksi dengan teman-temannya meskipun teman-temannya mengajaknya bermain. Rei lebih sering tampak malu dan tidak percaya diri. Ibu guru juga pernah menjumpai Rei menangis sendirian saat duduk di kursi rodanya. Berdasarkan kasus tersebut jelaskan contoh kebutuhan fisik/kesehatan, kebutuhan sosial-emosional, dan kebutuhan pendidikan yang perlu diberikan kepada Rei.
Jawab :
Rei memiliki beberapa kebutuhan yang perlu diperhatikan dalam konteks pendidikan, yaitu:
Kebutuhan fisik/kesehatan: Kebutuhan ini mencakup dukungan kesehatan dan kebugaran yang dibutuhkan oleh Rei untuk mengikuti pembelajaran. Karena Rei memiliki cerebral palsy dan gangguan epilepsi, ia mungkin memerlukan dukungan kesehatan tambahan, seperti perawatan medis, terapi fisik dan terapi okupasi untuk membantu meningkatkan motorik halusnya. Selain itu, ia juga memerlukan kursi roda untuk membantunya bergerak di sekitar sekolah dan mungkin perlu peralatan khusus untuk membantunya menulis dengan lebih baik.
Kebutuhan sosial-emosional: Kebutuhan ini mencakup dukungan untuk membantu Rei dalam hal interaksi sosial, keterampilan sosial, dan pengembangan emosinya. Karena Rei cenderung pendiam dan sulit berinteraksi dengan teman-temannya, ia memerlukan dukungan dalam bentuk program sosial dan dukungan konseling untuk membantu meningkatkan keterampilan sosial dan mengurangi perasaan malu dan tidak percaya diri. Dukungan dari ibu guru, keluarga dan teman-teman juga dapat membantu Rei merasa lebih nyaman dan terlibat dalam kegiatan sosial.
Kebutuhan pendidikan: Kebutuhan ini mencakup dukungan dan adaptasi dalam proses pembelajaran agar Rei dapat mengikuti materi yang sama dengan teman-temannya. Karena Rei memiliki kesulitan dalam motorik halus, ia memerlukan dukungan tambahan dalam bentuk peralatan khusus dan teknik pengajaran khusus untuk membantunya meningkatkan kemampuan menulisnya. Selain itu, ia juga memerlukan dukungan dalam hal pengaturan waktu dan penyelesaian tugas untuk membantunya mengatasi kesulitan dalam tugas-tugas yang memerlukan kemampuan motorik halus.
Dalam keseluruhan, pendekatan inklusif dan dukungan dari guru, teman-teman, dan keluarga sangat penting dalam memberikan dukungan dan memenuhi kebutuhan yang berbeda dari anak-anak dengan kebutuhan khusus seperti Rei.

Soal dan Jawaban No 3
Segregasi dan inklusi merupakan dua dari beberapa bentuk layanan pendidikan untuk anak berkebutuhan khusus. Jelaskan pengertian yang mencerminkan perbedaan dari dua model layanan tersebut dan sebutkan kelebihan dan kekurangan masing-masing, lalu berilah contoh ilustrasi profil (ciri-ciri) sekolah yang menerapkan bentuk segregasi dan bentuk inklusi.
Jawab :
Segregasi dan inklusi adalah dua model layanan pendidikan yang berbeda untuk anak-anak berkebutuhan khusus. Berikut adalah penjelasan dan kelebihan serta kekurangan masing-masing model:
Segregasi: Segregasi adalah model layanan pendidikan yang memisahkan anak-anak berkebutuhan khusus dari anak-anak yang tidak memiliki kebutuhan khusus. Dalam model ini, anak-anak dengan kebutuhan khusus ditempatkan di sekolah atau kelas khusus, yang mungkin jauh dari lingkungan sekolah reguler atau terpisah dalam satu gedung atau area yang terpisah dari sekolah utama. Model ini lebih sering disebut sebagai “pendidikan khusus”.
Kelebihan dari model segregasi adalah sebagai berikut:
Guru yang mengajar anak-anak berkebutuhan khusus biasanya memiliki keterampilan dan pengetahuan yang lebih spesifik dalam mengajar dan mendukung kebutuhan mereka.
Lingkungan pendidikan yang lebih kecil dan terkontrol dapat membantu anak-anak berkebutuhan khusus merasa lebih aman dan nyaman.
Kurikulum yang disesuaikan dengan kebutuhan khusus dapat disiapkan dan diimplementasikan secara lebih efektif.
Namun, kekurangan dari model segregasi adalah sebagai berikut:
Anak-anak berkebutuhan khusus dapat merasa terasing dan merasa tidak terlibat dalam kehidupan sekolah dan masyarakat secara keseluruhan.
Pendidikan yang dipisahkan dari sekolah reguler dapat menyebabkan diskriminasi dan stigma terhadap anak-anak berkebutuhan khusus.
Kurikulum yang dipisahkan dapat menyebabkan anak-anak berkebutuhan khusus terlepas dari pengalaman sosial dan akademik yang sebenarnya.
Inklusi: Inklusi adalah model layanan pendidikan yang mengintegrasikan anak-anak berkebutuhan khusus ke dalam lingkungan pendidikan reguler. Dalam model ini, anak-anak berkebutuhan khusus ditempatkan di kelas reguler bersama dengan teman sebaya mereka yang tidak memiliki kebutuhan khusus. Model ini lebih sering disebut sebagai "pendidikan inklusif".
Kelebihan dari model inklusi adalah sebagai berikut:
Anak-anak berkebutuhan khusus dapat belajar bersama dengan teman sebaya mereka tanpa dipisahkan dari masyarakat umum.
Anak-anak berkebutuhan khusus dapat memperoleh pengalaman sosial yang lebih luas dan dapat membangun hubungan yang lebih baik dengan teman sebayanya.
Model inklusi dapat mempromosikan sikap positif terhadap keanekaragaman dalam lingkungan sekolah.
Namun, kekurangan dari model inklusi adalah sebagai berikut:
Sekolah dan guru mungkin memerlukan pelatihan khusus untuk mempersiapkan anak-anak berkebutuhan khusus agar dapat mengikuti pembelajaran bersama dengan teman sebayanya.
Belum semua sekolah dan lingkungan pendidikan dapat memenuhi kebutuhan khusus anak-anak secara efektif.
Kelebihan model segregasi adalah:
Lebih mudah untuk menyediakan layanan pendidikan yang spesifik sesuai kebutuhan anak dengan menggunakan pendekatan individual dan fleksibel.
Mengurangi beban kerja guru karena hanya harus fokus pada satu jenis kebutuhan khusus.
Dapat memberikan dukungan khusus yang lebih intensif dan khusus sesuai dengan kebutuhan masing-masing siswa.
Kelemahan model segregasi adalah:
Siswa dengan kebutuhan khusus terpisah dari lingkungan sosial dan akademik yang umum, sehingga tidak dapat mengembangkan keterampilan sosial dan emosional.
Tidak membantu dalam menghilangkan stereotipe dan stigma tentang anak-anak berkebutuhan khusus.
Membuat anak-anak merasa terpisah dan diisolasi dari teman-teman mereka, sehingga dapat menghambat perkembangan kognitif dan emosional mereka.
Contoh profil sekolah yang menerapkan model segregasi adalah sekolah khusus yang didedikasikan khusus untuk anak-anak dengan kebutuhan khusus seperti tunarungu, tuna netra, dan anak-anak dengan gangguan autisme. Di sekolah ini, anak-anak akan mendapatkan pendidikan yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka, dengan menggunakan metode dan pendekatan khusus.

Model inklusi adalah model layanan pendidikan yang memasukkan anak-anak berkebutuhan khusus ke dalam lingkungan kelas umum. Dalam model ini, anak-anak berkebutuhan khusus belajar bersama dengan teman-teman sebaya mereka tanpa dipisahkan. Mereka diberikan dukungan tambahan dan bantuan yang dibutuhkan untuk memfasilitasi pembelajaran mereka.
Kelebihan model inklusi adalah:
Anak-anak dengan kebutuhan khusus dapat berinteraksi dan belajar bersama dengan anak-anak lainnya sehingga dapat mengembangkan keterampilan sosial dan emosional.
Mendorong inklusivitas dan menerima perbedaan sebagai sesuatu yang normal dan alami.
Memotivasi dan memberikan harapan bagi anak-anak dengan kebutuhan khusus untuk mengikuti pendidikan yang sama dengan anak-anak lainnya.
Kelemahan model inklusi adalah:
Siswa dengan kebutuhan khusus mungkin tidak menerima perhatian yang cukup dari guru karena harus membagi waktu dan sumber daya dengan anak-anak lainnya.
Dalam beberapa kasus, lingkungan kelas umum mungkin tidak dapat memberikan dukungan yang diperlukan untuk memfasilitasi pembelajaran anak-anak dengan kebutuhan khusus.
Beban kerja guru dapat menjadi lebih berat karena harus mengakomodasi kebutuhan beragam siswa di dalam kelas yang sama.
Contoh profil sekolah yang menerapkan model inklusi adalah sekolah umum yang menerima anak-anak dengan kebutuhan khusus. Di sekolah ini, anak-anak dengan kebutuhan khusus diberikan layanan pendidikan yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka, dan diintegrasikan ke dalam lingkungan kelas umum. Guru-guru di sekolah ini dilatih dan diberikan

Berikut Ini Jawaban No 4
Kolaborasi dalam konteks kasus Rei adalah kerjasama antara berbagai pihak yang terkait dalam memberikan layanan pendidikan yang optimal dan holistik bagi Rei. Pihak yang seharusnya dilibatkan antara lain guru kelas, terapis fisik, terapis okupasi, terapis bicara, psikolog, dokter, dan keluarga Rei. Guru kelas berperan dalam memfasilitasi pembelajaran dan mengintegrasikan kebutuhan pendidikan Rei dengan kebutuhan teman sekelasnya. Terapis fisik, terapis okupasi, dan terapis bicara berperan dalam membantu mengatasi hambatan fisik yang dialami Rei. Psikolog membantu mengatasi masalah sosial dan emosional yang dialami Rei, sementara dokter membantu mengelola kondisi medisnya. Keluarga Rei berperan dalam memberikan dukungan dan partisipasi dalam proses pendidikan dan rehabilitasi.

Untuk Jawaban No 5
Program pengayaan adalah program yang dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang lebih dalam, kompleks, dan menantang kepada anak-anak berbakat agar mereka dapat mengembangkan potensi mereka secara maksimal. Program ini berfungsi untuk memberikan tantangan baru bagi anak berbakat sehingga mereka tetap termotivasi dalam belajar, serta memperkaya pengalaman belajar mereka dengan mengeksplorasi topik atau subjek yang lebih mendalam atau lebih maju dari yang biasanya dipelajari di kelas.
Contoh penerapan program pengayaan untuk anak berbakat di kelas bisa berupa memberikan materi pelajaran yang lebih kompleks atau lebih mendalam, memberikan proyek-proyek kreatif dan menantang, atau memberikan kesempatan untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yang lebih spesifik dan menantang seperti olimpiade sains atau matematika. Selain itu, pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa seperti cooperative learning, problem-based learning, atau inquiry-based learning juga dapat diterapkan untuk memberikan kesempatan bagi anak berbakat untuk belajar secara lebih mandiri dan mengeksplorasi minat dan bakat mereka.

Semoga Jawaban tersebut dapat membantu anda dalam menyelesaikan tugas TMK Pengantar Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus.
Comments


EmoticonEmoticon